Sementara itu, seorang mantan pegawai National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) mengaku bersalah karena berupaya menjual informasi pertahanan terklasifikasi kepada seorang agen yang menyamar sebagai mata-mata Rusia. Demikian menurut informasi jaksa federal.
Berdasarkan keterangan dari Departemen Kehakiman AS, Jareh Sebastian Dalke (31) yang berasal dari Colorado Springs mengaku bersalah pada hari Senin 23 Oktober 2023 atas enam tuduhan mencoba mengirimkan Informasi Pertahanan Nasional yang terklasifikasi kepada seorang agen Rusia.
Dalke, mantan anggota Angkatan Darat Amerika Serikat, dipekerjakan sebagai pegawai sipil NSA pada Juni 2022, tetapi ia mengundurkan diri kurang dari sebulan kemudian setelah permohonannya untuk cuti sembilan bulan demi membantu anggota keluarganya yang sakit ditolak.
Melansir dari UPI, Rabu (25/10/2023), seorang agen FBI yang menjalani misi rahasia disebut mengirim email kepada Dalke pada 29 Juli. Isinya menyatakan bahwa mereka bisa membicarakan isu yang saling menguntungkan, seperti yang diatur dalam surat pengakuan bersalah.
Beberapa hari kemudian, Dalek mulai berbicara dengan agen tersebut dan mengatakan membutuhkan uang dan ingin dibayar dengan mata uang kripto atas informasi yang diambilnya dari NSA saat masih bekerja di sana.
Menanggapi permintaan pada awal Agustus untuk bukti bahwa dia telah mengambil informasi yang sangat sensitif dari mantan atasannya, Dalek mengirimkan kepada agen tersebut cuplikan dari tiga dokumen terklasifikasi, masing-masing berisi Informasi Pertahanan Nasional.
“Dalke menyatakan bahwa dia memberikan cuplikan tersebut untuk menunjukkan akses yang sah dan niatnya untuk berbagi, dan juga mencatat bahwa cuplikan itu hanyalah ‘sebuah sampel kecil dari apa yang ada,” demikian isi pengakuan bersalahnya.
Cuplikan-cuplikan yang dikirimkan oleh Dalke berasal dari penilaian ancaman terhadap kemampuan ofensif militer pemerintah asing yang tidak disebutkan namanya, informasi tentang kemampuan pertahanan Amerika Serikat yang sensitif, dan rencana untuk memperbaiki program kriptografi tertentu.
“Dalke dengan sengaja mengirim Excerpt 1, Excerpt 2, dan Excerpt 3 kepada [agen FBI] dengan maksud dan keyakinan bahwa informasi yang terkandung di dalamnya akan digunakan untuk merugikan Amerika Serikat dan menguntungkan negara asing, yaitu Rusia,” begitu perjanjian tersebut menyebutkan.
Sebagai balasannya, agen FBI menyetorkan hampir $16.500 (sekitar Rp 261 juta) senilai mata uang kripto ke akun Dalke pada akhir bulan tersebut.
Dalke kemudian meminta agen tersebut membayar $85.000 (sekitar Rp1,3 miliar) sebagai ganti semua informasi yang diambilnya dari NSA, dan mengatur transfer informasi terklasifikasi tambahan kepada agen Rusia yang diduga di Union Station di pusat Kkota Denver.
Agen FBI menangkap Dalke pada tanggal 28 September di Union Station. Penyelidikan secara personal, tempat tinggal, dan kendaraan Dalke menemukan beberapa perangkat elektronik, senjata api, dan catatan pos-it dengan petunjuk tertulis yang sesuai dengan yang diberikan oleh agen Rusia yang diduga untuk mentransmisikan berkas-berkas tersebut.
Dalke akan disidang vonis pada 26 April 2024. Ia terancam hukuman maksimum penjara seumur hidup.