Bangladesh Banjir, 285.000 Warga Mengungsi ke Penampungan Darurat



GLOBAL- Dhaka – Hampir 300.000 warga Bangladesh berlindung di tempat penampungan darurat pada Sabtu (24 Agustus 2024) dari banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah negara Asia Selatan yang berada di dataran rendah itu, kata pejabat bencana seperti dikutip dari AFP, Senin (26/8/20224)

Banjir tersebut dipicu oleh hujan monsun yang lebat dan telah menewaskan sedikitnya 42 orang di Bangladesh dan India sejak awal minggu, banyak di antaranya akibat tanah longsor.

“Rumah saya benar-benar terendam banjir,” kata Lufton Nahar, 60 tahun, kepada AFP dari tempat penampungan darurat di Feni, salah satu distrik yang paling parah dilanda banjir di dekat perbatasan dengan negara bagian Tripura di India.

“Air mengalir di atas atap kami. Kakak saya membawa kami ke sini dengan perahu. Kalau tidak, kami pasti sudah mati.”

Negara berpenduduk 170 juta orang ini dilintasi oleh ratusan sungai dan telah sering dilanda banjir dalam beberapa dekade terakhir.

Hujan monsun menyebabkan kerusakan yang meluas setiap tahun, tetapi perubahan iklim mengubah pola cuaca dan meningkatkan jumlah kejadian cuaca ekstrem.

Jalan raya dan jalur kereta api rusak antara ibu kota Dhaka dan kota pelabuhan utama Chittagong, sehingga akses ke distrik yang dilanda banjir Bangladesh itu parah menjadi sulit dan mengganggu aktivitas bisnis.

Banjir juga terjadi hanya beberapa minggu setelah revolusi yang dipimpin mahasiswa menggulingkan pemerintah Bangladesh.

Di antara daerah yang paling parah terkena dampak adalah Cox’s Bazar, distrik yang menjadi rumah bagi sekitar satu juta pengungsi Rohingya dari negara tetangga Myanmar.

Pejabat badan bencana negara bagian Tripura, Sarat Kumad Das, mengatakan kepada AFP bahwa 24 orang telah tewas di sisi perbatasan India sejak Senin (19/8).

Sebanyak 18 orang lainnya tewas di Bangladesh, menurut sekretaris kementerian penanggulangan bencana Md Kamrul Hasan.

Sebanyak 285.000 orang tinggal di tempat penampungan darurat, kata Kamrul Hasan, seraya menambahkan bahwa 4,5 juta orang telah terdampak.