Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) kembali mengeluarkan imbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) terkait dengan situasi di Timur Tengah.
“Mencermati perkembangan kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini, demi keselamatan dan keamanan, kami mengimbau kepada WNI untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik,” sebut pernyataan tertulis Kemlu RI pada Minggu (4/8/2024) malam.
“Kami juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh perwakilan RI.”
Khusus WNI di wilayah Lebanon, Kemlu RI mengimbau agar dapat segera meninggalkan wilayah negara itu.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi hotline:
- KBRI Beirut: +961 7 0817 3102.
- KBRI Tehran: +989 0 2466 88893.
- KBRI Amman: +962 7 7915 04074.
- Direktorat Pelindungan WNI: +62 812 9007 0027
Berdasarkan data lapor diri KBRI Beirut, terdapat 203 WNI yang menetap di Lebanon serta sekitar 1.232 personel TNI yang bertugas di UNIFIL.
“Komunikasi terus dijalin untuk memantau kondisi para WNI. Hingga saat ini mereka dalam keadaan baik, tenang dan selamat,” ujar Kemlu RI dalam pernyataan pers pada Selasa (30/7).
“Terdapat 14 WNI yang menetap di wilayah Lebanon Selatan dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah masing masing karena merasa situasi masih relatif aman.”
Sementara itu, di Iran terdapat 391 WNI dan Israel 37 WNI.
Sepekan kemarin eskalasi terjadi dengan cepat. Mulai dari pembunuhan komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran , hingga pengakuan Israel telah menewaskan pemimpin militer Hamas Mohammed Deif pada 13 Juli di Gaza Selatan.