Disebut Sebagai Aplikasi Komunikasi Nirkabel Masa Depan, Berikut Ulasan BRIN soal Teknologi Terahertz



REGIONAL- Bandung – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut aplikasi teknologi Terahertz (THz) potensial untuk komunikasi nirkabel masa depan.

Pasalnya dalam beberapa dekade terakhir, kebutuhan data dan informasi telah meningkat secara signifikan, seiring dengan pertumbuhan jumlah perangkat terhubung dan layanan yang tersedia.

Menurut Peneliti Pusat Riset Telekomunikasi BRIN Hana Arisesa, teknologi yang ada saat ini, seperti gelombang mikro 4G dan fotonika, belum mampu memenuhi permintaan yang semakin meningkat.

“Sehingga, diperlukan teknologi yang lebih canggih,” ujar Hana dalam webinar Talk to Scientists, bertema ‘Menuju Era Teknologi Nirkabel Pita Lebar untuk Telekomunikasi dan Penginderaan’ ditulis, Kamis (15/8/2024).

Teknologi yang ada saat ini seperti 4G lambat laun akan tergeser karena dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan akses dan pertukaran data yang terus meningkat.

Hana menegaskan salah satu kandidat potensial yang sedang dipertimbangkan oleh para ilmuwan adalah teknologi THz.

Hana mengatakan, aplikasi teknologi THz sangat beragam, termasuk dalam bidang spektroskopi, pencitraan (imaging), astronomi, deteksi, pengujian (testing), dan terutama sebagai teknologi potensial untuk komunikasi nirkabel masa depan.

“Peluang pengembangan teknologi THz di masa depan masih sangat terbuka lebar. Meskipun, saat ini teknologi ini belum banyak digunakan secara luas. Namun, dengan banyaknya riset yang sedang dilakukan, tidak menutup kemungkinan teknologi THz akan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di masa depan,” kata Hana.

Seperti diketahui perkembangan teknologi informasi kian pesat. Kecepatan dalam mengakses dan pertukaran data menjadi poin penting dalam setiap munculnya teknologi informasi yang baru.

Hana menambahkan potensi teknologi THz semakin terbuka lebar, terutama dalam bidang telekomunikasi. Pada awal 2000-an, banyak penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi penggunaan THz dalam komunikasi nirkabel (wireless communication), dengan tujuan memenuhi kebutuhan data yang semakin meningkat di masa depan.

Teknologi THz beroperasi pada pita frekuensi terahertz, yaitu antara 100 GHz hingga 10.000 GHz. Pita frekuensi ini terletak di antara pita frekuensi microwave dan inframerah (infrared), yang telah lebih dahulu dikenal dan digunakan.

“Oleh karena itu, THz sering disebut juga sebagai teknologi sub-inframerah atau inframerah jauh (far-infrared),” jelas Hana.

Hana menyebut, teknologi THz tidak hadir begitu saja. Perkembangannya telah melalui berbagai tahapan dan tantangan, dengan sejarah yang panjang dalam membentuk ekosistem yang tepat.

Hana menerangkan sejak awal abad ke-20, teknologi yang mendasari THz telah mulai berkembang. Pada pertengahan abad ke-20, THz telah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk spektroskopi, pencitraan (imaging), dan astronomi. Meskipun demikian, riset THz menghadapi berbagai keterbatasan yang masih harus diatasi.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN Yusuf Nur Wijayanto menambahkan, teknologi THz merupakan solusi alternatif yang menyediakan kemampuan nirkabel dan pita lebar.

“Dengan kata lain, tingkat mobilitas tinggi pada aplikasi bidang telekomunikasi dan non kontak untuk bidang penginderaan sedang pita lebar dapat menyediakan kemampuan membawa data yang cepat dan memberikan peningkatan akurasi,” jelas Yusuf.

Yusuf menerangkan, pengembangan dari semua sisi, baik dari perangkat maupun sistem THz akan menjadi fokus riset ke depannya, sehingga bisa mengaplikasikan teknologi ini di berbagai bidang.

 

Regional