Energi Gelap Membuat Alam Semesta Terus Meluas, Begini Penjelasannya



GLOBAL- Jakarta – Keberadaan dark energy atau energi gelap merupakan salah satu misteri kosmologi modern yang belum bisa dipecahkan hingga saat ini. Melansir laman Britannica pada Senin (12/08/2024), nama dark energy atau energi gelap diberikan para fisikawan merujuk pada kekuatan yang mendorong percepatan ekspansi atau perluasan alam semesta secara misterius.

Energi gelap diyakini mengisi seluruh ruang angkasa dan berkontribusi pada percepatan perluasan alam semesta. Teori ini muncul dari pengamatan bahwa alam semesta tidak hanya meluas, tetapi kecepatan perluasannya semakin meningkat.

Meski energi gelap membentuk tiga perempat energi massa kosmos. Namun sifat dasar energi ini belum diketahui para fisikawan selama beberapa dekade.

Sebab, energi gelap itu sendiri tidak berkaitan dengan materi gelap. Artinya, para ilmuwan masih belum memahami secara mendapat tentang apa itu energi gelap.

Penemuan energi gelap bermula pada akhir 1990-an, ketika dua tim astronom melakukan pengamatan terhadap supernova tipe Ia. Supernova ini digunakan sebagai penanda jarak kosmik karena kecerahan intrinsiknya yang diketahui.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa supernova yang sangat jauh tampak lebih redup daripada yang diperkirakan sebelumnya. Fenomena ini menandakan bahwa ekspansi alam semesta semakin cepat, bukan melambat seperti yang diharapkan.

Temuan ini menjadi petunjuk pertama adanya dark energy. Energi gelap diperkirakan mempengaruhi struktur alam semesta melalui sifatnya yang membuat ruang angkasa mengembang dengan semakin cepat.

Model kosmologi standar, yang dikenal sebagai Lambda Cold Dark Matter (ΛCDM), menyarankan bahwa dark energy berperan sebagai bentuk energi konstan yang menyebar merata di seluruh alam semesta. Sifatnya yang terbalik dari gravitasi menyebabkan penurunan kekuatan tarik antar galaksi, sehingga mempercepat ekspansi alam semesta.