Disebut jadul, karena tema perselingkuhan selalu ada dalam film Indonesia lintas dekade. Masih ingat Supinah (Suzzanna), istri bernasib tragis dalam megadrama Bernapas Dalam Lumpur (1970)? Supinah menyusul ke Jakarta dengan maksud mencari suami.
Harapan Supinah kandas kala mendapati suaminya punya istri baru. Supinah diusir, terlunta-lunta, lalu terjerat pelacuran dan perdagangan wanita. Adegan ikonis Supinah diperkosa tukang becak membekas di benak pencinta sinema hingga kini.
Melansir data Sinematek Indonesia, 10 Agustus 1970, Bernapas Dalam Lumpur hanya kebagian 5 bioskop di Jakarta. Tapi bayangkan, dalam 15 hari, film ini panen 150 ribu penonton. Tak heran jika sutadara Turino Djunaedi kala itu mengklaim menang perang melawan film impor.
Dekade 1980-an, tema perselingkuhan masih subur. Salah satunya, Bukan Istri Pilihannya karya Edward Pesta Sirait yang “mengadopsi” perjodohan sebagai akar perselingkuhan. Hartomo (Adi Kurdi) terpaksa menikahi wanita pilihan orang tuanya, Ratih (Ita Mustafa).
Ia lantas mengadu nasib ke Jakarta dan jatuh hati dengan perempuan lain. Sementara itu, Ratih menyambung hidup bersama ibu mertua, (Dhalia). Perputaran nasib mengantar Ratih bertemu Mulyono (Mangara Siahaan).
Berganti dekade, film Indonesia memasuki era “Seksploitasi.” Maka, selingkuh menjadi tema generik yang difotokopi berkali-kali. Bukannya makin jelas, tema selingkuh kian kabur karena yang dikenang penonton bukan perselingkuhan melainkan adegan esek-esek-nya.
Gadis Metropolis (Slamet Riyadi, 1992), misalnya. Mutiara edisi 11 Mei 1993 mencatat film ini berbiaya Rp300 juta dengan memasang tiga bintang panas Sally Marcelina, Febby Lawrence, dan Inneke Koesherawati. Isinya, perselingkuhan dengan beragam orientasi seksual.
Lisa (Sally Marcelina) main perasaan dengan laki-laki di diskotik. Ini diketahui Jacky (James Sahertian) yang mencintainya sejak lama. Sakit hati, Jacky mengutus dua pria yang kemudian “mengerjai” Lisa.
Saat insiden itu terjadi, Jacky main gila dengan Fanny (Inneke Koesherawati) yang notabene teman Lisa sendiri. Lisa trauma berat. Ia dimanfaatkan Mirna (Bebby Zelvia), wanita lesbian yang terpaksa menikah lalu kesepian. Cerita “ugal-ugalan” semacam ini nyatanya disukai penonton. Ia menjadi film terlaris kelima di Jakarta lantaran mengumpulkan 209 ribuan pononton (menurut data Perfin 1993).
Showbiz