Menurut analis politik dan ekonomi independen Thailand, Somjai Phagaphasvivat, dampak pencopotan Srettha kemungkinan akan berdampak psikologis pada Bursa Efek Thailand, yang mungkin menyebabkan investor asing menunda investasi mereka di Thailand.
Namun, dampak ini tidak mungkin berlangsung lama, karena pemerintahan koalisi kemungkinan akan tetap sama, katanya.
Sementara perdana menteri berikutnya masih menjadi misteri, termasuk apakah kandidat tersebut akan berasal dari Partai Pheu Thai.
Somjai mengatakan, ia yakin kebijakan utama pemerintah, khususnya pemberian dompet digital, akan dilaksanakan.
“Bahkan jika perdana menteri baru bukan dari Partai Pheu Thai, partai tersebut masih memegang kursi terbanyak dalam pemerintahan koalisi, yang memberinya daya tawar dalam pemerintahan baru,” katanya.
“Di bawah pemerintahan baru dengan partai koalisi yang sama, keberlanjutan kebijakan pemerintah, termasuk dompet digital, Ignite Thailand, dan proyek-proyek lainnya, akan tetap jalan.”
Chaichan Chareonsuk, ketua Dewan Pengirim Nasional Thailand, menggambarkan pencopotan Srettha oleh Mahkamah Konstitusi sebagai perubahan besar bagi pemerintah.
Ia mengatakan, proses pemilihan pemimpin baru tidak boleh diperpanjang, karena dapat berdampak serius pada ekspor dan investasi asing langsung.
“Pemerintah harus bertindak cepat untuk memulihkan kepercayaan dan keyakinan investor, karena kekosongan politik yang disebabkan oleh pencabutan ini dapat merusak kepercayaan bisnis dan menghambat pertumbuhan ekonomi negara tahun ini,” kata Chaichan.