Korban Tewas Perang Israel Vs Hamas 11 Bulan di Gaza 40.334 Jiwa, 93.356 Orang Terluka



Keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melancarkan serangan ke wilayah Palestina, khususnya Gaza, salah satunya adalah untuk menunjukkan eksistensi Israel. Demikian diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden Palestina Riyad al-Maliki.

“Netanyahu percaya bahwa perang yang dilancarkannya terhadap rakyat Palestina adalah perang eksistensial bagi negara Israel. Karena, ia menganggap bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober telah mengungkap sistem keamanan nasional Israel,” tutur Riyad dalam sesi diskusi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Sementara menurut Riyad, konflik Israel-Hamas saat ini justru mengungkap Israel ke titik yang lemah, sekaligus menunjukkan kegagalan sistem keamanan nasionalnya.

“Ia melihat masalah itu untuk memahami mengapa sistem keamanan nasional Israel telah gagal. Dan ia melihat, masalahnya adalah karena ada orang Palestina yang tinggal di tanah yang disebut Palestina. Dan satu-satunya cara bagi Israel untuk mengamankan sistem keamanan nasionalnya adalah dengan menghilangkan keberadaan Palestina dari tanah Palestina,” lanjut dia.

Sementara mengingat banyaknya populasi warga Palestina, hampir 6,97 juta orang di Tepi Barat, Riyad menilai bahwa Netanyahu memilih untuk menyingkirkan mereka dengan cara menyerukan perang regional.

“Bukan hanya perang yang terbatas di Gaza, tetapi perang yang melampaui Gaza. Itulah satu-satunya cara untuk dapat menggambar ulang peta wilayah tersebut,” katanya.

“Dengan menggambar ulang peta wilayah tersebut, maka ada kemungkinan untuk menyingkirkan orang-orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan di Jalur Gaza.”

Alasan tersebut pula yang memicu Israel melibatkan Amerika Serikat (AS) dalam konflik tersebut, bahkan memperluasnya melampaui Gaza, hingga ke Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Irak, Iran hingga Yaman.

“Dia berpikir bahwa saat dia memperluas perang, terutama ke Iran, maka dia akan yakin bahwa Amerika akan mendukung dan membelanya. Jadi dia percaya ini adalah satu-satunya cara jika dia ingin menyingkirkan kehadiran Palestina, kehadiran fisik, dari blok demografis populasi tersebut, terutama di Tepi Barat,” paparnya.