Dalam 10 tahun terakhir ini, ujar Menlu Retno, hubungan perdagangan Indonesia-China meningkat pesat. Sesuai data kepabeanan China, pada tahun 2014 angka perdagangan mencapai USD 63,66 miliar dan pada saat itu Indonesia mengalami defisit sebesar USD 14,48 miliar.
Pada tahun 2023, angka perdagangan mencapai USD 139,26 miliar dan Indonesia mengalami surplus USD 8,88 miliar.
Terkait investasi, data BKPM menunjukkan investasi China di Indonesia pada tahun 2014 sebesar USD 800 juta dan pada tahun 2023 sudah menjadi USD 7,43 miliar.
“Di dalam pertemuan kita juga membahas antara lain penguatan kerja sama di industri hilirisasi dan energi hijau. Di sini saya tekankan mengenai pentingnya kualitas kerja sama yang menerapkan ESG dan sesuai dengan standar internasional termasuk PBB, yaitu UN Guiding Principles on Business and Human Rights,” jelas Menlu Retno.
“Kita juga sepakat memperkuat kerja sama antara coast guard kedua negara dan investasi kendaraan listrik China di Indonesia guna mendukung pengembangan ekosistem industri Electric Vehicle (EV).”
Menlu Retno menyampaikan lebih lanjut, “Dalam upaya meningkatkan ekspor Indonesia ke China, Indonesia mendorong agar negosiasi protokol ekspor durian beku dan kelapa dapat segera diselesaikan. Kita yakin apabila protokol tersebut selesai dinegosiasikan maka akan dapat meningkatkan perdagangan kedua negara.”
Selain itu, Menlu Retno dan Menlu Wang Yi sepakat pula meningkatkan konektivitas dan pertukaran pelajar, mengembalikannya paling tidak ke level sebelum COVID-19.