Khalid Zabidi yang mendeklarasikan Golkar Garis Keras dan menjadi Ketua Dewan Pembina Relawan Muda Prabowo Gibran ini yakin bahwa Golkar akan tetap berada di koridor pembela kepentingan masyarakat melalui kekaryaan.
“Kader Partai Golkar harus menunjukkan kelasnya sebagai kader terdepan membela kepentingan rakyat, negara. Saya berharap kepada Munas Partai Golkar, 20-21 Agustus 2024 ini mampu menghasilkan keputusan Munas terbaik. Bagaimanapun Setiap Masa ada Orangnya, Setiap Orang Masanya,” katanya.
Khalid meminta untuk tidak menghabiskan energi percuma karena Partai Golkar bagian dari Partai koalisi pengusung Prabowo Gibran sehingga berkewajiban mengawal keberhasilan program kerakyatan pemerintahan Prabowo- Gibran.
Sementara itu Prof. Firman Noor (Pusrispol BRIN) menyampaikan apa yang terjadi hari ini merupakan implikasi logis dari interest seorang Jokowi untuk tetap eksis dalam perpolitikan nasional kita hari ini. Terlebih kondisi politik nasional hari ini yang lebih ke arah pragmatis dan oportunis.
“Peta politik yang terbangun di Indonesia lebih kepada pragmatisme. Ini adalah satu kesatuan politik yang diikat dengan suatu kepentingan sangat praktikal. Di Indonesia ini adalah orealitasnya, orientasinya sesimpel memenangkan kontestasi elektoral,” kata Prof. Firman Noor.
Ditambahkan bahwa target penguasa hari ini bukan 2024 atau 2029 tapi lebih dari itu. Step by step mulai disusun sampai ke anak dan cucunya.
Lalu kenapa Partai Golkar yang harus diintersepsi?
“Partai Golkar adalah sebuah institusi politik yang seksi dan menjanjikan di masa depan. Wajar kekuatan yang ingin terus berkuasa, itu menganggap Partai Golkar sebagai sesuatu yang harus dipegang,” kata Prof. Firman Noor.
Sedangkan Direktur Eksekutif Indonesia Futures Studies, Gde Siriana mengatakan bahwa cara Jokowi memimpin di Indonesia membuat partai-partai politik kehilangan ideologinya. Hingga tidak ada pembeda antara satu partai dengan partai lainnya.
“Hari ini tidak ada lagi diferensiasi berbasiskan ideologi dari partai politik. Dalam menjalankan fungsinya juga begitu. Awalnya seakan-akan membela kepentingan rakyat, tapi pada ujungnya berkompromi tanpa ada pertanggungjawaban kepada publik,” kata Gde Siriana.
Partai Golkar, secara alamiah akan selalu berada di sisi pemerintah. Faktor itu pula yang membuat Partai Golkar mudah dintervensi dan disusupi kepentingan dari luar. Selain itu, Gde Siriana juga menekankan setidaknya ada dua faktor lain yang menyebabkan Partai Golkar dalam kondisi seperti hari ini.
“Faktor pertama, alamiahnya Partai Golkar adalah partainya pemerintah. Kedua terlalu banyak faksi, sehingga kalau ada kepentingan luar, mudah disambut oleh internal. Ketiga, saya melihat apa yang terjadi hari ini tidak lepas dari kepentingan politik keluarganya Jokowi,” kata Gde Siriana.
Regional