Kebutuhan hutan untuk menjalankan ritus dan tradisi, Orang Rimba membutuhkan alam yang mendukung. Hutan rimba dengan flora dan fauna yang ada di dalamnya menjadi bagian yang terpisahkan bagi kehidupan masyarakat adat.
Dalam kosmologi Orang Rimba, hutan memiliki multifungsi dalam menunjang kehidupan mereka. Selain sebagai ruang hidup, hutan menyediakan sumber makanan. Bahkan keberadaan hutan juga menjadi medium untuk menghubungkan dewa-dewa.
Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) sangat bergantung pada hutan. Hutan bagi mereka seperti supermarket. Di dalam hutan banyak menyediakan sumber makanan dan ramuan obat.
Namun kini tradisi meramu dan berburu yang menjadi tradisi Orang Rimba, hari demi hari menjadi semakin sulit untuk di jalankan. Penyusutan hutan dan pertambahan populasi menjadikan tradisi ini semakin sulit dijalankan. Orang Rimba berharap hutannya tetap ada, tetap dipelihara.
“Kami nioma di rimba, harop rimba hopi bulih habiy, rimba tetap ada,” harapan Meratai Orang Rimba lainnya.
Dia menyatakan selama ini, kehidupan di rimba menjadi bermakna ketika mereka bisa menjalankan tradisi sesuai. Dengan pola berburu yang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup Orang Rimba mampu menjaga keseimbangan dan ketesedian pasokan di alam.
Ketika habitatnya yang beralih fungsi dan semakin menyempit disitu keresahan itu muncul. Mendukung Orang Rimba mempertahankan hutan dan mendukung upaya-upaya perlindungan dan memulihkan hutan, sejatinya menjadi tanggung jawab kita bersama.
“Orang Rimba merupakan bagian integral dari ekosistem alam. Dengan keahlian dalam berburu dan meramu, mereka telah menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan keanekaragaman hayati selama berabad-abad. Hutan bagi mereka adalah sumber kehidupan, tempat bernaung, dan juga merupakan bagian dari spiritualitas serta budaya mereka yang kaya,” kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi, organisasi yang aktif melakukan pendampingan pada masyarakat adat.
Namun, saat ini, Orang Rimba menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan konversi hutan menjadi lahan pertanian serta aktivitas tambang. Hutan yang selama ini mereka andalkan semakin berkurang, mengancam tidak hanya mata pencaharian mereka tetapi juga warisan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
Di Hari Masyarakat Adat 2024 ini, KKI Warsi menyoroti pentingnya perlindungan terhadap hak-hak Orang Rimba serta upaya pelestarian hutan. Mereka tidak hanya hidup dari berburu dan meramu, tetapi juga memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang mendukung kehidupan banyak spesies lain, termasuk manusia.
Hutan yang dikelola oleh Orang Rimba berfungsi sebagai penyangga terhadap perubahan iklim dan bencana alam, serta sebagai sumber daya penting bagi masyarakat luas.
Kehilangan hutan berdampak tidak hanya pada komunitas adat seperti Orang Rimba tetapi juga pada seluruh planet kita. Hutan yang hilang berkontribusi pada perubahan iklim, penurunan kualitas udara, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Melindungi hutan dan mendukung hak-hak Orang Rimba adalah langkah penting dalam mencapai keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan global,” kata Sukmareni.
Untuk itu lanjut Reni, di momen hari Masyarakat Adat ini, pihaknya menghimbau semua pihak untuk mendukung hak-hak masyarakat adat dan perlindungan hutan, serta terlibat aktiv dalam upaya memulihkan bumi.
“Mari kita bersama-sama merayakan warisan budaya Orang Rimba dan berkomitmen untuk melindungi hutan mereka. Melalui tindakan kita, kita dapat membantu memastikan bahwa tradisi yang berharga ini dapat terus ada dan berkontribusi pada keseimbangan ekosistem yang sehat untuk generasi mendatang,” demikian kata Reni.
Regional