Dalam perayaan Umuganura di Jakarta disajikan sejumlah makanan khas Rwanda, di mana salah satunya adalah sup atau umufa. Daging yang digunakan adalah daging sapi.
Secara penampakannya, menu ini mirip dengan sup buntut khas Indonesia. Terlebih ditambah dengan adanya wortel.
“Dagingnya direbus selama berjam-jam hingga empuk. Tidak ada tambahan minyak atau margarin,” tutur Chef Saleh.
Perbedaan yang jelas adalah pada rasanya, di mana sup khas Indonesia lebih kaya rempah. Umufa dominan gurih kaldu.
Selain itu, ada pula makanan khas Rwanda lainnya yang disebut isombe, yang bahan baku utamanya adalah daun singkong. Secara tekstur dan visual, isombe mengingatkan pada masakan khas Indonesia, ubi tumbuk.
Namun, Isombe tidak memakai santan dan rasanya cenderung hambar. Menu ini bisa disantap dengan singkong, nasi atau karbohidrat lainnya.
Setelah menikmati makan bersama, perayaan Umuganura ditutup dengan menarikan tarian tradisional Rwanda. Bahkan, sang dubes dan istri turut menggoyangkan tubuh mengikuti alunan musik.