Dikutip dari laman resmi ESA pada Selasa (27/08/2024), ClearSpace-1 awalnya dimaksudkan untuk melepaskan adaptor muatan seberat 247 pon (112 kg) dari roket Vega Eropa. Namun, ESA memutuskan untuk beralih ke Proba-1 setelah target awal rusak akibat tabrakan orbital pada Agustus 2023.
Sampah antariksa menjadi perhatian utama bagi industri antariksa. Menurut ESA, sekitar 40.500 potongan sampah antariksa yang lebih besar dari 4 inci (10 cm) meluncur cepat di luar angkasa.
Sampah antariksa termasuk satelit lama, roket bekas, objek yang dibuang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan pecahan yang dihasilkan dalam tabrakan dan ledakan. Selain itu, 1,1 juta objek berukuran antara 0,4 dan 4 inci (1 hingga 10 cm) tersebar di ruang angkasa dekat bumi.
Jumlah objek yang lebih kecil dari 0,4 inci (1 cm) diperkirakan lebih dari 130 juta. Sampah antariksa mengitari Bumi dengan kecepatan luar biasa, mengancam akan merusak semua yang ada di jalurnya.
Dengan meningkatnya jumlah satelit yang beroperasi, para ahli khawatir bahwa tabrakan tidak dapat dicegah karena radar berbasis bumi hanya melihat pecahan puing-puing ruang angkasa yang lebih besar. Tabrakan antara potongan-potongan puing ruang angkasa yang lebih besar sangat mengkhawatirkan, karena dapat menghasilkan kerusakan ang besar.
Oleh karena itu, pembersihan puing-puing ruang angkasa secara aktif sangat penting untuk menjaga lingkungan ruang angkasa tetap aman untuk operasi di masa mendatang. Melansir laman Live Science pada Selasa (27/08/2024), jurnal Protect Earth’s Orbit: Avoid High Seas Mistakes menyebutkan jaringan Pengawasan Luar Angkasa Amerika Serikat melacak lebih dari 23.000 keping sampah terdapat di luar angkasa.
Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 adalah satelit mati yang dibiarkan membusuk di orbit. Bahkan, mereka memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 triliun keping sampah luar angkasa yang masih belum terlacak.
Sampah-sampah luar angkasa tersebut dapat menimbulkan masalah serius. Hal tersebut dikarenakan objek di orbit bergerak sangat cepat dan biasanya mencapai kecepatan lebih dari 15.600 mph (25.200 km/jam).
Benda seukuran kacang pun bisa menjadi berbahaya di orbit. Jika dua benda yang bergerak berlawanan arah bertabrakan satu sama lain di ruang angkasa, maka dampaknya menjadi lebih besar.
(Tifani)