GLOBAL- Bangkok – Parlemen Thailand memilih Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri berikutnya menggantikan Srettha Thavisin yang beberapa waktu lalu dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi akibat pelanggaran etika.
Di usia 37 tahun, ia menjadi Perdana Menteri termuda di Thailand dan wanita kedua yang menduduki jabatan tersebut, setelah bibinya Yingluck, dikutip dari BBC, Jumat (16/8/2024).
Proses pemilihannya dilakukan hanya dua hari setelah mantan PM Srettha Thavisin diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi.
Paetongtarn Shinawatra adalah anggota keempat dari klan Shinawatra yang menjadi perdana menteri dalam dua dekade terakhir.
Tiga lainnya, termasuk ayahnya Thaksin dan bibi Yingluck, digulingkan oleh kudeta militer dan putusan pengadilan konstitusi.
Pengangkatan Paetongtarn dianggap sebagai penanda yang jelas tentang betapa terbatasnya kekuasaan pemerintah terpilih di Thailand.
Pada Kamis (15/8) Paetongtarn mengatakan bahwa ia mengagumi pekerjaan Srettha dan menganggap pemecatannya sangat disayangkan.
“Kami berkumpul di sini hari ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kami bertekad, bersemangat, dan siap untuk memajukan negara ini,” katanya kepada wartawan pada Kamis (15/8) di kantor pusat partainya, tempat ia diajukan sebagai kandidat PM Thailand.
Pengadilan Konstitusi Thailand memutuskan untuk mencopot Perdana Menteri Srettha Thavisin dari jabatannya pada hari Rabu. Apa penyebabnya?