GLOBAL- Sanaa – Para pedagang senjata di Yaman secara terbuka menggunakan platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, untuk menjual Kalashnikov, pistol, granat, hingga peluncur granat.
Mereka beroperasi di ibu kota Sanaa dan wilayah lain yang dikuasai oleh Houthi, kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran dan dilarang sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Australia.
“Tidak masuk akal bahwa mereka (para pedagang senjata) tidak beroperasi atas nama Houthi,” kata mantan Duta Besar Inggris untuk Yaman Edmund Fitton-Brown, yang sekarang bekerja untuk Counter Extremism Project seperti dilansir BBC, Jumat (23/8/2024).
Investigasi oleh surat kabar The Times menemukan bahwa beberapa akun asal Yaman memiliki tanda centang biru. The Times dan BBC telah menghubungi X untuk memberikan komentar, namun sejauh ini belum menerima tanggapan apa pun.
Sebagian besar moderator konten platform X diberhentikan setelah Elon Musk membeli perusahaan tersebut pada tahun 2022.
Adapun iklan-iklan penjualan senjata sebagian besar berbahasa Arab dan ditujukan terutama kepada pembeli Yaman, negara yang jumlah senjatanya sering dikatakan tiga kali lebih banyak daripada jumlah penduduknya.
BBCÂ mengungkapkan pihaknya menemukan beberapa contoh iklan, yang menawarkan senjata dengan harga dalam rial Yaman dan Arab Saudi.
“Pengerjaan premium dan garansi terbaik,” demikian bunyi salah satu iklan. “AK yang dimodifikasi Yaman adalah pilihan terbaik Anda.”
Iklan-iklan penjualan senjata ini tidak tersembunyi di Dark Web, tempat senjata dan barang-barang ilegal lainnya biasanya diperdagangkan, melainkan terpampang jelas di X dan dapat diakses secara terbuka oleh jutaan orang.