GLOBAL- Auckland – Dosis tinggi metamfetamin ditemukan dalam permen yang dibagikan kepada lebih dari 300 keluarga di Selandia Baru.
Melansir sejumlah sumber, metamfetamin, disingkat meth, dikenal di Asia Tenggara, Hong Kong, Jepang dan Arab Saudi sebagai sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Obat ini dipergunakan untuk kasus parah ADHD atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, tetapi kerap disalahgunakan sebagai narkotika.
Menurut laporan CNN yang dikutip Rabu (14/8/2024), sebuah badan amal yang bekerja dengan para tunawisma di Auckland, Selandia Baru, tanpa sengaja mendistribusikan permen yang berisi metamfetamin dalam dosis yang berpotensi mematikan dalam paket makanannya. Permen tersebut disumbangkan oleh seorang anggota masyarakat.
Auckland City Mission mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa staf telah mulai menghubungi hingga 400 orang untuk melacak paket yang mungkin berisi permen tersebut — yang merupakan potongan padat metamfetamin yang terbungkus dalam bungkus permen.
Polisi Selandia Baru telah membuka penyelidikan kriminal.
Jumlah metamfetamin dalam setiap permen mencapai 300 kali lipat dari kadar yang biasanya dikonsumsi seseorang dan dapat mematikan, menurut Yayasan Narkoba Selandia Baru — sebuah organisasi pemeriksa dan kebijakan narkoba, yang pertama kali menguji permen tersebut.
Metamfetamin adalah stimulan yang kuat dan sangat adiktif yang memengaruhi sistem saraf pusat. Bentuknya berupa bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit yang mudah larut dalam air atau alkohol.
Ben Birks Ang, juru bicara yayasan, mengatakan menyamarkan narkoba sebagai barang yang tidak berbahaya merupakan teknik penyelundupan lintas batas yang umum dan lebih banyak permen mungkin telah didistribusikan ke seluruh Selandia Baru.