Dari keterangan beberapa orang yang berada di lokasi pada waktu kejadian, peristiwa itu bermula dari pertikaian korban dan pelaku sejak sekitar pukul 05.00 waktu setempat, pada Minggu (4/8). Belum jelas apa yang dipermasalahkan.
Salah seorang saksi mata, Kasiana “Ana” Philip, yang tinggal serumah dengan korban dan pelaku, sempat menengahi ketika perselisihan berlangsung di luar rumah.
“Itu laki-laki ngomong masalah yang lalu-lalu, yang dulu-dulu, tapi saya nggak peduli dia ngomong apa, saya cuma fokus sama istrinya doang,” ungkap Ana yang berbicara kepada VOA di dekat lokasi kejadian, Jumat. Menurut Ana dan beberapa orang lain yang mengenal mereka, pelaku kerap menyebut korban sebagai istrinya.
“Kalau istrinya mah ngomongnya cuma, ‘Saya mau pulang, Ana. Saya mau telepon anak saya, beliin tiket dari Indo, saya mau pulang. Saya udah nggak kuat, mau pulang,’ gitu aja. Sampai saya rangkul naik ke atas. Saya nggak tahu kalau kejadiannya begini,” tambahnya.
Menurut Ana dan seorang saksi lain, “Yeyen” Canwati, meski sudah dilerai, keduanya lanjut bertikai di dalam rumah hingga matahari terbit. Yeyen juga tinggal di rumah yang sama dengan korban dan pelaku.
“Saya lihat ini dua lagi diam-diaman, satu di ujung – satu di meja, satu di bangku situ. Terus saya langsung bikin kopi. Saya bilang, ‘Ci Yeni, mau ngopi?,” tutur Yeyen kepada VOA, pada kesempatan yang sama.
Tawaran Yeyen dijawab oleh korban, “Udah dibikinin Ci Ana.”
Kemudian, Yeyen menuturkan tiba-tiba suami korban menghampiri korban dan korban mengatakan “Itu airnya panas loh. Tuh, Ci Yeyen, dia mau seduh ke muka saya tuh.”
“Saya langsung ketakutan, saya langsung mundur. ‘Ini kayaknya berantem nih’,” lanjut Yeyen, yang kemudian masuk ke kamarnya.
Peristiwa nahas itu pun terjadi. Polisi melaporkan bahwa korban ditikam di bagian leher dan kedua kakinya.