Putra Sheikh Hasina: Ibu Saya Masih PM Bangladesh



Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus (84) mengambil sumpah jabatan sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh pada hari Kamis (8/8/2024) malam, setelah unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa membuat Perdana Menteri Sheikh Hasina (76) mengundurkan diri dan kabur ke India.

Tugas utama Yunus sekarang adalah memulihkan perdamaian di Bangladesh dan mempersiapkan pemilu.

Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Yunus untuk perannya sebagai penasihat utama, yang setara dengan perdana menteri, di hadapan diplomat asing, anggota masyarakat sipil, pengusaha papan atas, dan anggota partai oposisi di istana presiden di Dhaka. Tidak ada perwakilan dari partai Hasina, Liga Awami, yang hadir.

16 orang lainnya telah dimasukkan dalam kabinet sementara dengan anggota yang sebagian besar berasal dari masyarakat sipil dan termasuk dua pemimpin dari mahasiswa. Anggota kabinet dipilih melalui diskusi yang melibatkan mahasiswa, perwakilan masyarakat sipil, dan militer.

Hasina mengundurkan diri pada hari Senin (5/8), setelah demonstrasi menuntut reformasi sistem kuota pegawai negeri sipil (PNS) yang dimulai pada bulan Juli berkembang dengan kacau. Sistem kuota PNS sebelumnya dinilai lebih menguntungkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Liga Awami.

Jauh sebelum Hasina mundur, Mahkamah Agung Bangladesh telah mengumumkan perubahan pada sistem kuota, yakni mengurangi jatah bagi keluarga veteran dari 30 persen menjadi 5 persen, 93 persen akan didasarkan pada prestasi, dan 2 persen lainnya diperuntukkan bagi anggota etnis minoritas, transgender, dan penyandang disabilitas.

Namun, unjuk rasa tidak berakhir dan berubah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Hasina selama 15 tahun kekuasaannya karena lebih dari 300 orang termasuk mahasiswa tewas menyusul respons keras oleh aparat keamanan. Kepemimpinan Hasina ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, tuduhan kecurangan pemilu, dan tindakan keras brutal terhadap lawan.

Adapun Yunus, yang dianugerahi Nobel Perdamaian 2006 atas sepak terjangnya mengembangkan pasar kredit mikro, berada di ibu kota Prancis untuk menjalani prosedur medis kecil saat dia dipilih menjadi perdana menteri sementara atas usulan para mahasiswa. Dia mendarat di Dhaka pada Kamis (7/8) pagi dengan pengamanan ketat di bandara.

Dalam jumpa pers pertamanya di Dhaka, Yunus mengatakan dalam bahwa prioritasnya adalah memulihkan ketertiban.

“Bangladesh adalah sebuah keluarga. Kita harus menyatukannya,” kata Yunus, diapit oleh para mahasiswa, seperti dilansir AP, Jumat (9/8).

Pada Rabu (7/8) di Paris, Yunus menyerukan ketenangan dan diakhirinya semua kekerasan.

Presiden sendiri telah membubarkan parlemen pada Selasa (6/8), sehingga membuka jalan bagi pemerintahan sementara.