GLOBAL- Brussels – Barat mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyatakan bahwa kelaparan yang dialami penduduk Jalur Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta warga Palestina “mungkin adil dan bermoral” hingga para sandera yang ditawan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dipulangkan.
Smotrich menuturkan pula dalam pidatonya pada hari Senin (5/8/2024) bahwa Israel tidak punya pilihan selain mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Tidak mungkin dalam realitas global saat ini untuk mengelola perang — tidak seorang pun akan membiarkan kita membuat 2 juta orang kelaparan, meskipun itu mungkin adil dan bermoral hingga mereka memulangkan para sandera,” katanya pada sebuah konferensi yang mendukung permukiman Yahudi seperti dilansir kantor berita AP, Sabtu (10/8).
Smotrich, mitra utama dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mendukung pendudukan kembali Jalur Gaza, pembangunan kembali permukiman Yahudi yang disingkirkan pada tahun 2005, dan apa yang dia gambarkan sebagai migrasi sukarela sejumlah besar warga Palestina keluar dari wilayah tersebut.
Uni Eropa pada hari Rabu (7/8) mengutuk pernyataannya, dengan menyatakan, “Kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang.”
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut pernyataan itu sangat memalukan.
“Itu menunjukkan, sekali lagi, penghinaannya terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan,” tegas Borrell.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menuturkan tidak ada pembenaran atas pernyataan Smotrich.
“Kami berharap pemerintah Israel … akan menarik kembali (pernyataan tersebut) dan mengutuknya,” tulisnya di platform media sosial X.
Duta Besar Jerman untuk Israel Steffen Siebert menyebut pernyataan itu tidak dapat diterima dan mengerikan.
“Merupakan prinsip hukum internasional dan kemanusiaan untuk melindungi warga sipil dalam perang dan memberi mereka akses ke air dan makanan,” tulisnya di X.
Kementerian Luar Negeri Mesir pada hari Kamis (8/8) juga mengutuk pernyataan Smotrich, menggambarkannya sebagai pernyataan memalukan yang tidak dapat diterima dan melanggar hukum humaniter internasional.
“Pernyataan yang tidak bertanggung jawab seperti itu menciptakan hasutan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza,” tambah kementerian tersebut.