Seorang ibu yang mampu merespons dengan baik kebutuhan anaknya, baik itu saat anak menangis, lapar, atau merasa tidak nyaman, secara tidak langsung membangun kepercayaan dan rasa aman dalam diri sang anak.
Bayi akan belajar bahwa ibunya adalah sosok yang selalu ada dan siap melindungi, yang kemudian memperkuat hubungan batin yang sudah terbentuk sejak dini.
Pengaruh kontak batin antara ibu dan anak ini bahkan dapat bertahan hingga mereka dewasa. Banyak orang dewasa yang masih merasakan ikatan emosional yang kuat dengan ibu mereka, bahkan ketika mereka sudah mandiri.
Hubungan ini sering kali terlihat dalam bentuk perasaan nyaman saat dekat dengan ibu, serta kemampuan ibu untuk “merasakan” ketika ada sesuatu yang tidak beres dengan anaknya, meskipun mereka berjauhan.
Ikatan batin ini juga dipengaruhi oleh faktor budaya dan tradisi. Di banyak budaya, ibu dianggap sebagai sosok yang memiliki peran utama dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
Tradisi yang mengajarkan pentingnya kasih sayang dan perhatian ibu terhadap anak, serta sebaliknya, turut memperkuat ikatan batin yang ada di antara mereka. Kontak batin ini tidak hanya membawa dampak positif bagi perkembangan emosional anak, tetapi juga memberikan kekuatan bagi ibu dalam menjalani perannya.
Kontak batin antara ibu dan anak merupakan fenomena yang sangat kompleks, yang dibentuk oleh berbagai faktor mulai dari biologis hingga emosional. Ikatan ini tidak hanya penting bagi perkembangan anak, tetapi juga bagi kesejahteraan emosional ibu.
Kekuatan hubungan ini terus berlanjut sepanjang hidup dan menjadi fondasi penting dalam menciptakan ikatan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Regional