Bicara soal judi online, kerugian akibat perjudian di Australia, negara berpopulasi hanya 27 juta jiwa itu, diperkirakan mencapai 25 miliar dolar Australia per tahun (sekitar Rp261 triliun).
Iklan-iklan yang membujuk orang untuk mempertaruhkan uang mereka tersebar luas di televisi, radio, dan papan reklame. Mesin slot, yang dikenal sebagai “pokies”, juga dipasang di banyak pub, mendorong lebih banyak orang untuk mempertaruhkan uang mereka, dikutip dari VOA Indonesia.
Surat itu ditandatangani lebih dari 60 tokoh terkemuka di Australia dan ditujukan kepada Perdana Menteri Anthony Albanese dan pemimpin oposisinya.
Surat tersebut bertuliskan, “Iklan perjudian di Australia sudah berada di luar kendali, dengan satu juta iklan perjudian ditayangkan di televisi dan radio bersiaran gratis hanya dalam waktu satu tahun.”
Mereka mendesak pemerintah Australia, yang kini dikuasai Partai Buruh di bawah pimpinan Albanese, dan oposisi konservatif, untuk menyetujui pelarangan semua iklan perjudian dalam waktu tiga tahun, sesuai dengan rekomendasi dari sebuah laporan tahun 2023 tentang bahaya perjudian.
“Banyak warga Australia yang khawatir dengan menjamurnya iklan perjudian di layar piranti kita dan meningkatnya kerugian akibat perjudian,” kata mantan Perdana Menteri Australia John Howard, salah satu yang menandatangani surat itu. “Saya yakin kerugian akibat perjudian juga mengakibatkan kerugian besar bagi seluruh masyarakat.
Studi berjudul “Kehancuran Finansial”, yang dikutip pemerintah Australia menunjukkan kerugian akibat perjudian Australia mencapai 25 miliar dolar Australia per tahun, yang memecahkan rekor global per kapita.
Bahkan selama periode penanganan COVID-19, di mana banyak pub, klub, dan kasino yang ditutup pada tahun finansial 2020-2021, data statistik pemerintah Australia menunjukkan kerugian perjudian yang melebihi 24 miliar dolar Australia (sekitar Rp251 triliun).