GLOBAL- Yangon – Pimpinan junta Myanmar mengajukan permintaan langka pada Sabtu (14/9/2024) yaitu meminta bantuan asing guna mengatasi banjir mematikan yang telah menyebabkan ratusan ribu orang.
Banjir dan tanah longsor telah menewaskan hampir 300 orang di Myanmar, Vietnam, Laos, dan Thailand akibat Topan Yagi, yang mengakibatkan hujan lebat saat melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu.
Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir, kata junta pada Jumat (13/9).
Masalah ini menambah penderitaan di negara tempat perang berkecamuk sejak militer merebut kekuasaan pada tahun 2021.
“Pejabat pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk menerima bantuan penyelamatan dan pertolongan yang akan diberikan kepada para korban,” kata Min Aung Hlaing.
“Penting untuk mengelola tindakan penyelamatan, bantuan, dan rehabilitasi secepat mungkin,” katanya, dikutip dari laman Japan Today, Minggu (15/9).
Junta militer mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Jumat sebanyak 33 orang, sementara sebelumnya pada hari itu pemadam kebakaran negara itu mengatakan tim penyelamat telah menemukan 36 jenazah.
Seorang juru bicara militer mengatakan, telah kehilangan kontak dengan beberapa daerah di negara itu dan sedang menyelidiki laporan bahwa puluhan orang telah terkubur dalam tanah longsor di daerah pertambangan emas di wilayah Mandalay bagian tengah.
Ketidakhadiran delegasi junta militer Myanmar di KTT ASEAN ke-40 dan 41, membuat para kepala negara ASEAN kecewa. Mereka sepakat melarang Myanmar hadir di forum multilateral ASEAN sampai kondisi keamanan dan politik di negara itu kondusif.