Persiapan menyambut kunjungan Paus Fransiskus di Timor Leste dibayangi sejumlah masalah.
Salah satunya dugaan bahwa rumah penduduk setempat, yang menurut kelompok sayap kanan, dihancurkan untuk persiapan misa.
Rumah-rumah di daerah Tasitolu dilaporkan diratakan menggunakan buldoser untuk mempersiapkan jalan, sementara pemerintah mengklaim bahwa rumah-rumah itu dibangun secara ilegal.
Masalah lainnya, Timor Leste adalah salah satu negara termiskin di dunia yang sangat bergantung pada pendapatan minyak dan gasnya, meski menurut para ahli dapat habis dalam beberapa tahun.
Meski demikian, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai USD12 juta untuk kunjungan paus, termasuk USD1 juta hanya untuk altar misa.
Masalah paling sensitif yang juga akan membayangi kunjungan Paus Fransiskus adalah kasus pelecehan anak kontroversial yang melibatkan Uskup Carlos Ximenes Belo, pemenang Nobel yang membantu membebaskan Timor Leste dari pendudukan Indonesia.
Kelompok advokasi telah meminta Paus Fransiskus untuk berbicara tentang masalah ini. Ia diharap dapat menyebutkannya dalam pidato atau bertemu dengan para korban secara pribadi, seperti yang telah dilakukannya sebelumnya dalam beberapa perjalanan.
Namun, jadwal resminya saat ini tidak mencakup pertemuan dengan para korban.